Pages

Selasa, 02 Juli 2013

Tak ada kebaikan yang sia-sia

Seperti yang tertulis di judul, yang pernah disampaikan ibu sukma kepadaku...
Mungkin pembelajaran dari keluarga yang selalu mengajarkan melakukan dengan totalitas dan maksimal sehingga dalam keseharian aku terbiasa memberikan yang terbaik tanpa berpikir dua kali apapun itu dan untuk siapapun itu....

Bagaimana anda memperlakukan sahabat anda?
Saya selalu gampang jatuh cinta/hati kepada sahabat, saya selalu mudah mempercayakan hati saya... Sebab saya berpikir mereka ada orang penting dan terbaik dalam kehidupan saya maka saya wajib memperlakukan mereka dengan maksimal... Dalam dasar hati berharap, mereka pun merasakan yang sama...

Nah ibarat relasi percintaan orang selalu kecewa ketika pacar/kekasihnya tan mencintai atau menyelingkuhi.... dan saya merasa wajar jika saya merasa sangat sakit ketika sahabat saya tak menganggap saya penting pula...

Pengalaman kecewa atau terluka, bukan menjadi pengalaman pertama buat saya tapi ketika itu terjadi rasa tetap saja menyakitkan dan saya bisa menangis berhari2.... Pengalaman ini sudah saya alami sejak SD, maka lewat postingan ini saya pun ingin berbagi dan mengenalkan pribadi2 terbaik yang ada dalam hidup saya...

Zaman TK dan SD
Dian Fatma Nur mayasari, Lahir 12 mei 1983 berasal dari keluar cukup terpandang di Pasar kemis buatku Dian manis (ya iyalah yang lagi cerita sahabatnya) dan baik hati... dari perjalanan hidup Dian lah sahabat yang paling mengerti saya, dia ada pada fase kehidupan saya belum 'dewasa' kami berteman sejak bangku TK Pertiwi lalu selalu sekelas hingga kelas 6 SD. Dian bukan hanya sahabat tapi dia juga kompetitor saya, kami bersaing dalam memeperoleh peringkat kelas bahkan kami sempat bertengkar karena pernah satu kali dian menjadi juara kelas, dan menurut perhitunganku aku yang harusnya... Pada saat itu Dian sempat menyatakan dia tak inginkan peringkat itu kalo harus berantem dengan saya, ohh ternyata dia sangat menomorsatukan persahabatan kami... Lalu Dian pun pernah membela saya di kelas padahal dia dihadapkan memilih saudara sepupunya atau berpihak pada saya, namun dia memilih mendukungku :).... Satu sikap yang membuat Dian yang paling mengerti saya, Dian selalu mengkritisi saya ketika suasana sudah cooling down dia tidak pernah mengkritisi ketika suasana panas sehingga ketika dia memarahi saya tak defensive dan tak merasa sedang dihakimi... sepanjang ingatan saya kami tak pernah bertengkar hebat! Sampai saat ini kami tetap bersahabat, Dian sudah punya keluarag kecil namun saya yakin hati kami selalu terikat satu sama lain... Thanks ian, buat semua cerita konyol dan bahagia yang kita lewatkan kapan ya kita lewatin jalan banjir numpang mobil losbak dan lo masih inget nginjek anak ayam yang langsung mati pas pulang les??? lalu lo ketakutan minta ampun gw yang minta maaf... hehehehehehehe Love you so much dear....

SMA
Heni Handayani Lahir 10 november 1981, Rosinta Ratyanpuri lahir 22 Desember 1981, Effendi Yuta sari lahir 23 Oktober 1983, Aringga Danu lahir 7 Maret 1982. Mereka saudara dan saudari yang saya temukan di SMU 7 Tangerang, Heni teman sekelas di kelas 1 berawal dari berganti menghadiahi di saat ulang tahun akhirnya berteman akrab dengan lika-liku yang mengharu biru, Heni terlihat lemah lembut dan penyabar tapi sama keras kepalanya dan agak sedikit 'oneng' alias telat.... Ibarat pacaran putus nyambung begitulah dinamika persahabatan saya dengan heni berkali-kali berantem tapi saling merindukan, Heni datang dari keluarga sunda Bandung yang berusuara pelan dan saya lahir dari keluarga super batak tanpa tedeng aling-aling sudah pasti sakit hati sering dialami Heni sampai2 badannya kurus, hehehehehe... Heni adalah sahabat yang tau semua rahasia saya sepenuhnya pada saat SMA, juru kunci lah dia... dia tau siapa cowok kelas sebelah yang jadi gebetan saya, soalnya secara berkala cuma Heni sahabat yang secara berkala membaca diary saya.. yup dulu saya aktif menulis diary sebagai terapi yang disarankan kakak sepupu saya agar tempramen saya bisa dikontrol :)).... Sampai saat ini saya dan Heni masih bersahabat malah seperti keluarga lah, walau ketika dia menikah saya tak bisa hadir karena sedang di Bali. Thanks Hen buat pengalaman hidup bersama semoga kita senantiasa bisa terus saling mendukung... love you.

Rosinta, gadis Jawa dari keluarga berada.... terlihat pemalu dan pendiam, kami bertemu di kelas 2 masa sekolah paling kelam buat saya!! Masa sangat menderita buat saya dan ternyata juga buat Sinta, kami merasa menjadi murid paling goblok di kelas yang di kelilingi orang2 pintar dan pelit..... Buat saya pribadi kelas dua ini juga kelas dimana saya merasakan kembali dibully seperti saat SMP dulu, beberapa teman laki-laki di kelas sering mengolok2 saya oohhh menderita sekali saat itu! Lalu akhirnya saya dan sinta memutuskan untuk mengambil kelas privat agar kami bisa mengerjakan tugas2 sekolah khusus pelajaran IPA, kami privat hanya membahas PR2 betapa masa itu sangat menyiksa sekali.... Saya pernah bertengkar dengan Sinta hanya perkara saya merasa dia dimanfaatkan teman2nya yang lain dan dia tak keberatan dan malah saya yang merasa terluka tidak terima! tapi Sinta seperti lebih memilih mereka, kami perang dingin sebetulnya saya Sinta selalu tetap menyapa tapi saya cuekin! Tak tega Sinta terlalu bermuka menderita, hehehehe akhirnya suatu hari saya menelepon dia tapi tak berkata apapun hanya memperdengarkan lagu yang intinya saya menganggapnya sahabat sejati dan tak mau kehilangan... Ya besoknya kami kembali baikan hingga saat ini, saya tetap menemaninya ketika fase kehidupannya berubah dan Sinta pun menemani saya ketika hidup saya jungkir balik... Kalo dilihat2 kehidupan kami saat ini pun hampir sama, hehehehehe... Namun saya yakin saya dan Sinta bisa melewatinya dan roda kami akan berada diatas... Sinta telah menikah dan syukur saya bisa menghadiri pernikahannya, Sin apapun yang terjadi semoga tak akan ada yang berubah dalam persahabatan kita ya... love you so much dear

Fendi, cowok dari keturunan cina awalnya saya menolak akrab dengan dia (dulu agak rasis) tapi mama juga yang menasehati masak orang baik sama kita, kitanya gak mau... Akhirnya Fendi dan saya ibarat sendal selalu kemana-mana sepasang, teman di kelas bilang kami suami istri entah siapa yang istri dan suaminya... Fendi datang dari keluarga yang berkecukupan dan cenderung agak berlebihan banyak orang berusaha mendekati Fendi mendapat jajan gratis mungkin atau traktiran rutin, hahahahahaha tapi di sekolah saya cukup punya harga diri dan kemampuan tak pernah meminta dijajanin... Fendi juga menjadi sekutu saya dalam mengamankan ranking di kelas, bagaimana kami tidak menerima ketika tiba-tiba ada salah satu teman menjadi juara 1... oh NO.... maka merapatkan barisan dan tidak memberikan contekan khusus untuknya dan kelompoknya, hahahahahahaha... akhirnya ranking kembali dalam lingkaran kami, hahahaha dan kami pun tertawa-tawa senang setelahnya... Satu hal yang saya ingat, saya dan fendi pernah berselisih paham dan saya merasa tersinggung lalu kami diam-diaman, saking stressnya bertengkar dengan Fendi saya mencoba merokok gudang garam filter milik mama... hahahahahaha Namun saya dan fendi bisa melewati fase perang dingin dan justru membuat kami semakin dekat, lalu saran fendi kalo nanti berantem lagi dan mau ngerokok baiknya saya beli sampoerna mild merah atau menthol dia bilang lebih enak!!! hahahaha
Fendi itu kalo menyampaikan kata-kata selalu kasar maksudnya becanda, dia sering panggil saya nyet dan jing alias monyet dan anjing lalu dengan gampang saya panggil dia babi atau fatkay karena dia gemuk!! hahahaha tak taunya dia juga pernah dibully waktu SMP, jadi sedih akhirnya saya pasrah ketika dia panggil nyet toh mama juga suka panggil saya bodat jadi mungkin memang saya reinkarnasi monyet cantik dulunya :).. Buat saya Effendi adalah sahabat saya yang paling mirip karakternya, meledak-ledak, cerewet dan sama-sama cerdas.... kami pernah buat janji kalo tak menikah sampai umur 40 maka kami berdua akan menikah saja, tapi lalu dia mengkoreksi dan ragu apakah tetap bisa punya anak karena saya sudah berumur 40tahun... arrghhh dasar Fendi!!!! Walau saya dekat dengan fendi kami tak pernah saling berpelukan, menggenggam tangan sebenarnya saya ingin memeluknya sekali tapi kadang gesture fendi menyatakan tak perlu berpeluk toh jiwa kami sudah saling berpelukan, hiyyyahhh!! Fendi, suamiku terima kasih untuk kesempatan mengenal dan mencintaimu ya semoga kita berjodoh kembali di kehidupan selanjutnya...

Aringga Danu, cowok populer di SMU 7 Tangerang terkenal playboy berganti-ganti pacar dan mengendarai BMW ke sekolah dan dia temang sebangku.. Yeah he is my chairmate! Ibarat film buatan hollywood pengalaman duduk sebangku dengan Boing adalah pengalaman SMA paling spektakuler sangat pas menutup pengalaman SMA yang kata orang masa paling indah. Menurut saya boing gak ganteng, cuma dia keren dengan balutan merk2 yang dipakainya ya tipikal zaman SMA dengan segala ornamennya... siapa sih cewek yang nolak naik mobil dan duduk disamping boing walau itu mobil punya bapaknya... :p Tapi jujur, awal masuk kelas 3 orang yang paling saya gak suka ya si Boing ini karena pengalaman personal pacar teman saya pernah direbut Boing maka atas nama solidaritas pertemanan saya anti Boing dan ornamennya! Ketika dia menjadi temang sebangku sempat canggung dan kaku, tapi lama2 ya nirip film hollywood itu walau kami tak sampai pacaran ya, walau saya sampai pernah memimpikan dicium Boing sampai 3 kali, huahahahahaha. Effendi sempat bilang itu berarti saya pengen tapi munafik, anjrittt! Terlepas dari bling-bling kehidupan Boing saya mengenalnya sebagai sosok yang baik dia gak seburuk yang kira, sepanjang perjalanan kami sebagai teman sebangku gak pernah sikapnya yang mengejek atau membully saya. Malah saya sempat jadi malu ketika dia membangkitkan kepercayaan diri saya akibat poni yang dipotong terlalu pendek, boing bilang : " gak aneh koq tha, apanya yang aneh? dari pada lo jepit gak jelas gitu... dan saya melihatnya tulus, oooohhhh untuk ini tak membuat saya jatuh hati... hahahahaha... lulus sekolah hubungan saya dan boing ternyata tak putus entah apa yang membuatnya begitu "nurut" sama saya kalo saya yang telepon dan minta datang acara ketemuan dia pasti datang, bahkan pernah teman kami mau menikah dan minta bantuan boing untuk antar undangan boing menolak, lalu teman tersebut menelepon saya dan mengajak saya ikut dan meminta membujuk Boing mau membawa mobilnya dan mengantar kami menyebar undangan. Tanpa sulit memaksa Boing mau dengan catatan karena saya yang minta begitu ditegaskan Boing, aneh ya? Kami tetap bersahabat dan satu ketika saya menyatakan bahwa dia buat saya seperti saudara laki-laki yang selama ini saya harapkan dan dia tak keberatan dengan status tersebut.... Ing, sedih, senang sudah kita lalui bersama semoga kelak yang terbaik buatmu dan kita ya... i love you brother... anytime you can count on me....