Pages

Kamis, 15 Desember 2011

Galau versi 30 tahun

Saya tak pernah punya pengalaman punya saudara kandung, baik kakak maupun adik. Sejak kecil saya ingin sekali punya adik yang saya bisa ajak berbagi dan bersama, namun Tuhan memang tak memberi kesempatan itu. Tetapi saya tak pernah merasa kesepian, dari kecil walau beberapa orang menilai saya galak tetap saja saya punya banyak teman baik pria maupun perempuan. Dari sekian teman tersebut ada beberapa teman yang saya anggap sudah seperti saudara, saya bagai menemukan saudara yang selama ini saya idam-idamkan. Saya tak pernah keberatan membagi apa yang saya punya dengan "saudara-saudara" tersebut, namun celakanya sering kali sikap terlalu "possesif" saya ini membuat saya sering sakit hati. 


Teori saya, jika saya ingin disayangi maka saya harus menyayangi terlebih dahulu. Jika ingin dihargai harus menghargai terlebih dahulu demikian pula dengan hal lainnya. Saya terbiasa memberikan kualitas terbaik saya dalam pertemanan, saya mudah sekali percaya, mudah sekali sayang, mudah sekali memberi baik pengetahuan, wawasan, pengalaman dan materi. Sebab sebetulnya saya mengharapkan sahabat saya merasa nyaman dengan saya dan dia dapat berkembang bersama saya, satu hal yang saya inginkan darinya hanya nantinya dia akan membagi kebahagiannya itu dengan saya. Saya adalah pilihan utamanya untuk berbagi...


Ketika saya remaja, sering saya pulang dari sekolah dengan muram lalu curhat kepada mama bahwa saya merasa kecewa dengan teman yang sudah saya anggap saudara karena alasan sahabat saya tersebut tak melibatkan saya atau tak mau berbagi cerita atau lebih sakitnya lagi meninggalkan saya..


Buat saya perasaan itu sangat menyakitkan, sebagai seorang gadis remaja yang belum pernah pacaran dan tak pernah ditaksir lawan jenis keberadaan para sahabat sangatlah menguatkan dan menghibur sehingga buat saya kehilangan sahabat lebih menyakitkan daripada tidak punya pacar... Sampai saat ini, hal ini masih menjadi keniscayaan saya.


Buat saya persahabatan adalah harta kekayaan yang tak dapat dinilai dengan uang, kebahagian memiliki sahabat yang mau berbagi suka dan duka buat saya ini yang menguatkan saya hingga melawati proses kehidupan saya sebagai sebatang kara. Tanpa saudara-saudara hidup saya tersebut yakin saya tak mungkin seperti sekarang ini... Namun, saat ini saya kembali mengalami kegalauan seperti ketika saya remaja dimana saya merasa kecewa dengan sahabat saya. Merasa apa yang selama ini saya berikan tak dihargai sebagai seorang kawan, saya merasa kecewa dan bingung.. Dulu mama saya pernah berpesan tak perlu terlalu dalam dalam berkawan, supaya tak terlalu sakit hati. Namun tak bisa hal itu saya lakukan, jika tak tulus dan ikhlas maka berarti saya palsu!


Hmmm, saya selalu mendukung dan membagi kepada sahabat saya, menyatakan sebuah kejujuran pun saya tak merasa takut apalagi mengakui keberhasilan dan kemampuan sahabat saya. Jujur buat saya jika sahabat saya berhasil melakukan sesuatu maka saya turut bangga dan bahagia dan pasti ada kontribusi "kecil" dari saya, ya minimal saat dia sedih saya yang menghiburnya... Namun kebiasaan saya menjadi tong sampah, apakah hanya dimaknai sebatas itu saja? 


Hfuuf..... Saat ini saya memang sedang galau terhadap beberapa orang yang saya anggap sahabat, ada rasa bingung bagaimana harus bersikap.. Ada rasa kecewa mengapa iya memperlakukan saya seperti duri yang akan menyakitinya atau lawan yang akan menjegalnya suatu saat.. Apakah dia tak mengerti bahwa saya juga ingin terus berkembang sama seperti dia yang selalu saya dukung dan berikan informasi untuk pencapaian terbaiknya... Apakah sulitnya sekedar berbagi cerita?


Ahh mungkin memang benar kata mama, mungkin orang tersebut tidak menganggap aku sahabat, saya hanya bagian dari orang-orang yang ditemuinya dalam perjalanan hidupnya.. Ya sudahlah, saya berikan yang kamu mau dan ini sudah pada kali yang terakhir saya tak mau lagi mengusahakan hati ini untuk kecewa lagi...


Sudah cukup, silahkan urus hidupmu dan saya yakin kamu tentu bisa tanpa aku... maaf jika saya menuliskannya di blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar