Pages

Kamis, 06 Mei 2010

30 APRIL 2010

Berikut ini cerita Pelatihan HAM Dasar bagi Komunitas Waria yang diselenggarakan pada tanggal 29 April - 1 Mei 2010 di Hotel Bumi wiyata yang sempat diserbu oleh FPI...

Kronologis.....

Kami (Alfan, Iben, Eka dan saya) datang satu hari sebelum pelaksanaan pelatihan yakni hari 28 april 2010 bahkan kami sempat melakukan rapat persiapan untuk mengecek kesiapan pelaksanaan esok hari bersama panitia arus pelangi yakni Dodo, arya, ipunk, Deve dan angger... Kami mempersiapkan seluruh kesediaan teknis, peserta, ruangan bahkan sempat menyinggung mengenai keamanan pelatihan jangan sampai seperti kejadian Surabaya.. selesai rapat kami langsung bergegas untuk istirahat karena pembukaan akan dimulai pukul 10.00 wib....

Hari 1, Kamis 29 April 2010

Hari pertama pelatihan bagi seluruh peserta, pukul 8.30an hampir seluruh peserta telah hadir di ruang R. Roedjito Hotel Bumi Wiyata dan sedang mendapatkan orientasi dari Mami Nancy mengenai seluruh rangkaian kegiatan selama 3 hari dan berkaitan dengan penilaian pemilihan Duta Waria peduli hukum dan HAM yang menjadi ajang pemilihan Duta Waria yang nantinya akan mengemban tugas untuk menyebarluaskan nilai2 HAM yang didapat selama 3 hari... Sekitar pukul 10.00 wib pelatihan Dasar HAM bagi komunitas waria resmi dibuka oleh Ibu Hesti Armiwulan selaku penanggung jawab pelatihan Dasar HAM dan juga merupakan komisioner Komnas HAM.. Secara simbolis resminya pelatihan ini dibuka maka disematkan lah selendang pada salah satu pesrta pelatihan. Setelah rangkaian seremonial pembukaan dan sambutan, maka peserta pelatihan pun dibagi menjadi 2 kelas. Kelas A dengan jumlah peserta 12 orang dan akan belajar bersama 2 orang fasilitator yakni Meyria dan Margaretha Saulinas. sedangkan kelas B akan bersama 2 orang fasilitator yang berbeda yakni Banu abdilah dan devi ruliati, peserta kelas B berjumlah 13 orang..
Hari pertama merupakan hari yang sangat berat dan panjang bagi peserta dan juga fasilitator, hampir 70 % keseluruhan materi diberikan pada hari pertama. Semua sesi berjalan sukses dan lancar pada hari pertama, untuk kelas saya seluruh peserta telah cair dan saling terbuka. Sesi terakhir pada hari pertama adalah pemutaran film.
Namun ada yang aneh pada hari pertama ini, pertama kedatangan beberapa orang yang mengaku dari media di sore hari membuat panitia dan fasilitator terganggu. padahal menurut pengakuan panitia tidak ada yang mengontak media untuk peliputan kegiatan.. Untungnya untuk kelas saya tidak ada satupun media yang berhasil masuk namun mereka sempat mengambil gambar dari balik jendela..
Kejadian aneh yang kedua terjadi pada malam hari, ketika peserta sedang menonton film seorang panitia bernama arya memanggil Alfan dengan alasan ada seseorang polisi yang ingin bertanya-tanya seputar kegiatan pelatihan ini. Secara spontan saya menawarkan diri untuk menemani, maka kami pun langsung menuju lobi hotel dimana polisi tersebut menunggu. Ia mengaku dari polres Depok dengan jabatan Sersan dan bernama Erik, jujur ketika saya bertemu polisi tersebut saya lebih percaya dia anggota FPI ketimbang anggota kesatuan polisi tertentu... Apa alasan saya berpikir dia anggota FPI karena baju di dalam jaketnya adalah baju koko berwarna putih, dan tampangnya tidak seperti polisi.. hehehehehehe... Saya berpikir "dia pasti baru pulang yasinan" wkwkwkwkwk... Polisi tersebut bertanya pada kami ini pelatihan apa lalu materi apa yang diberikan dan meminta jadwal kegiatan... Maka bergegaslah alfan mengambil jadwal kegiatan, ketika alfan pergi polisi ini bertanya apakah betul ada kontes2an... Maka saya menjawab "Memang kami akan memilih peserta yang paling terbaik, sebagai indikator keberhasilan kami melakukan pelatihan ini. kami ingin tau sampai mana pemahaman peserta akan materi yang diberikan dengan metode pemilihan Duta tsb" Polisi tersebut bahkan sempat menjawab "oh iya ya, jadi biar tau mereka bisa jawab atau gak" Persis!
Namun setelah pertemuan kami dengan polisi tersebut, saya sempat menyampaikan pada alfan "koq gw curiga ya ma tu polisi"..... Selesai untuk hari tersebut kami pun sempat melakukan evaluasi dan debriefing untuk esok hari... Kami sempat mebahas bagaimana persiapan untuk sesi esok pagi dan mengenai acara pemilihan duta...

Hari ke-2, Jumat 30 April 2010

Sesuai kesepakatan di malam hari maka peserta pun sudah berkumpul di Ruang R.Roedjito pada pukul 8.30 untuk melanjutkan sesi pemutaran film yang tertunda pada malam hari karena seluruh peserta sudah kelelahan. Film dilanjutkan hingga selesai memakan waktu sekitar 40 menit, setelah itu dilanjutkan sesi rekap yang kebetulan saya pimpin. Sesi rekap dilakukan dengan kelas gabungan memakai metode bola berlapis..... Rekap berlangsung sekitar 30menitan, selesai rekap untuk menyambung ke sesi berikutnya yakni sesi Instrumen dan mekanisme Nasional maka dilakukan kontinum yang dipimpin oleh Banu abdillah, karena saya harus membriefing narasumber Zainal Abidin dari YLBHI yang sudah tiba di tempat. Ketika saya keluar ruangan kelas, saya melihat sudah banyak polisi yang datang bahkan ada seorang polisi berpakaian batik tengah berbincang dengan Mbak Ratna Wati Tobing. Saya tidak paham dengan jelas apa yang diperbincangkan, namun saya dapat tangkap polisi tersebut bertanya mengenai pelatihan yang sedang berlangsung. Setelah saya selesai membriefing narasumber sekitar 15menit maka saya pun kembali masuk ke ruang kelas bersama narasumber, setelah proses kontinum selesai saya memberikan kesempatan kepada para seluruh peserta mengambil coffe break pagi yang sudah tersedia sambil melanjutkan sesi dengan narasumber. Maka sekitar pukul 10.00 wib sesi langsung dilanjutkan dengan pemaparan narasumber dengan memakai pemaparan power point dan saya bertugas sebagai moderator duduk bersama di meja depan menghadap kepada seluruh peserta. Pada saat itu dalam ruangan hadir juga 2 orang notulis (roger dan atik) Panitia (Eka, ipunk,sulis, arya) dan fasilitator (Meyria,Devi dan banu), sedangkan Alfan terlihat "mobile".. Karena saya duduk didepan dan menghadap peserta dan kedua pintu yang ada di ruang kelas, maka dengan jelas dapat melihat apa yang terjadi. Terlihat ada beberapa orang yang mengintip dari salah satu pintu ruangan dan akhirnya dikunci oleh atik, sekitar 10menit sesi narasumber berlangsung terlihat Alfan masuk ke ruang kelas dengan wajah tegang dan berlari mengambil HPnya lalu keluar ruangan.... Satu menit kemudian sulis masuk ke ruangan dengan muka yang juga tegang datang menghampiri Ria membisikan sesuatu lalu Ria pun berrantai membisikan ke Eka. setelah itu tak lama berselang pintu terbuka dan masuklah belasan orang berbaju putih memakai peci putih yang langsung mengobrak abrik meja sambil berteriak2 membubarkan dan mengusir peserta. Sempat terdengar meneriakan kata-kata : "Ngapain ngelatih bencong!" "mau bikin ni Depok kena bencana" “ Komnas Ham kurang kerjaan” “ Pengkhianat bangsa”… sambil teriak mereka sambil memecahkan gelas, menjatuhkan kursi hingga rusak bahkan ada peserta yang terpukul melalui pandangan mata saya. Mereka pun berteriak ” siapa panitianya, mana panitianya” sambil mendekat ke depan.. seiringan dengan mereka masuk, para peserta pun berhamburan lari keluar ruangan melalui pintu sebelah kiri saya. Pada saat itu saya sangat ketakutan dan berusaha memegang erat tangan narasumber sambil berkata ”Nal, gw takut..gw takut..” Zainal maju ke tengah ruangan sambil dikerubungi massa FPI yang datang dan saya pun melihat ada yang memukul Zainal... Zainal berusaha menjelaskan, namun gerombolan yang datang tersebut tidak mau peduli mereka terus menyalahkan dan bertindak brutal... Hanya beberapa menit ruangan pun terlihat kosong, massa FPI keluar ruangan berusaha mengejar Peserta... saya dan teman-teman yang berada di ruangan seraya berjaga-jaga langsung mengamankan seluruh peralatan yang ada agar tidak menjadi korban kejadian.. Kejadian penyerbuan terjadi pada pukul 10.20 dan berlangsung sangat cepat mungkin sekitar 10 menit... Namun buat saya kejadian itu sangat menakutkan dan menegangkan... Selesai penyerangan, pihak hotel langsung masuk ruangan membersihkan ruangan... Untung Arya sempat memotret sisa-sisa kejadian. Saya sempat dengar dari Banu bahwa tidak ada peserta yang kena pukul, padahal dengan jelas saya melihat ada peserta di sebelah kanan saya yang terkena pukul ketika mereka masuk... Sama jelasnya ketika saya melihat Zainal terpukul oleh massa FPI yang mengkerubuti dia dan polisi terlihat tidak berdaya... Ketika FPI masuk, justru polisi berada di posisi belakang gerombolan yang datang...!
Pada saat kejadian sangatlah membuat kami seluruh panitia bingung apa yang harus dilakukan, banu dan alfan terlihat digiring oleh Polisi yang ada untuk mengevakuasi peserta karena rumor setelah shalat Jumat massa FPI akan datang lebih banyak lagi.. Belum mengkonfirmasi pihak kepolisian sudah menyiapkan Bus untuk evakuasi, padahal melalui telepon ibu Hesti sudah dihubungi dan langsung menuju Depok... Yang lebih anehnya ketika kekecauan ini, Mbak Ratna Wati Tobing tanpa ada yang mengetahui ”diculik” pihak intel kasat Polres Depok... bagaimana tidak diculik, awalnya mbak Ratna dimintai keterangan lalu disudutkan dan diminta masuk ke dalam mobil dan tiba2 saja mobil langsung melaju membawa mbak Ratna ke Polres Depok... Dan disana mbak Ratna dipaksa menjelaskan kegiatan dan memberikan keterangan, padahal sudah dijelaskan berulang kali Ibu Hesti yang akan menyampaikan dan sudah tiba di hotel... Saya terpaksa menjemput mbak Ratna ke polres dna lucunya mereka tidak melepaskan mbak Ratna dengan alasan harus ada orang yang dimintai keterangan... Mengapa meminta keterangan seperti kami mencuri sesuatu... Akhirnya setelah kasat tersebut berbicara dengan ibu hesti melalu telepon tanpa basa basi kami pun meninggalkan Polres kembali ke Hotel..
Kami pun bertekad tidak menghentikan pelatihan dan melanjutkan kegiatan, maka setelah koordinasi dan konferensi pers yang panjang akhirnya pun peserta yang sempat dievakuasi ke kantor Komnas HAM kembali pulang ke Hotel untuk bersiap melanjutkan kegiatan yakni pemilihan duta Waria...
Pemilihan Duta Waria inilah yang menjadi kontroversi dan kesimpangsiuran berita, seluruh orang taunya akan digelar kontes waria... Setelah akhirnya penyelenggaraan pemilihan pun berubah tempat dan berhasil dilakukan pukul 20.00.... Namun pelaksanaan kegiatan malam tersebut sangat2 menegangkan dan saya merasakan aura yang sangat tidak baik.... Sat pol PP sudah mengepung tempat pelaksanaan, bahkan di depan hotel pun ada anggota FPI yang siap masuk jika pukul 22.00 kegiatan tidak selesai!! Maka pukul 22.15 pun kami dipaksa selesai dan dievakuasi keluar ruang melalui jalan tersembunyi dan melalui lift barang!!! Sekali lagi ketakutan dan ketegangan dirasakan seluruh peserta dan panitia termasuk saya... Bahkan saya sempat menghubungi beberapa teman untuk meminta dukungan doa atau sekedar memberitahukan info terbaru... Ada teman yang berjaga menerima telepon saya jika ternyata kami diserang kembali... Ketika keluar ruangan pun peserta yang saya dampingi yakni nikita terlihat sangat takut, bahkan saking takutnya dia tak mampu melepas tali sepatunya karena gemeteran... Sungguh malam yang mencekam, ironisnya di luar ketika kami keluar terlihat polisi dan Sat Pol PP mengolok, mentertawai bahkan mengambil gambar kami!!! Saat itu saya ingin rasanya memaki mereka, namun dikepala saya saat itu bagaimana caranya membawa seluruh peserta kembali ke kamar masing2....
Kelelahan dan ketakutan yang tak dapat digambarkan yang kami rasakan.... Namun pelatihan belum berkahir... walau saya tidak bersepakat dengan panitia lain yang tetap melanjutkan pelatihan, toh saya tetap membantu hingga akhir pelatihan yakni sabtu 1 Mei 2010

Hari ke-3 1 Mei 2010

Akhirnya kami harus menerima kenyataan ketika pihak hotel tidak lagi berkenan kami melakukan pelatihan di Hotel maka tempat pun di pindahkan ke kantor Komnas HAM... Maka peserta pun berangkat dari Hotel kira-kira pukul 09.00, pelatihan pun dilanjutkan hingga selesai.. tidak ada permasalahan pada hari ini... namun terlihat jumlah peserta berkurang, karena beberapa peserta pada malam harinya dijemput pihak keluarga peserta yang mengkhawatirkan keadaan keamanan peserta...

Kejadian Jumat, 30 April 2010 memberikan banyak pelajaran berharga buat saya pribadi tanpa menghilangkan guratan ketakutan yang ditinggalkan... Jujur ini pengalaman pertama yang paling menegangkan dan menakutkan buat saya... Namun memberikan jawaban khusus buat saya pribadi.....

Melalui postingan ini saya memberikan penghargaan tertinggi untuk seluruh peserta yang sudah bersedia membagi pengalaman dan pembelajaran buat saya....


Cheers

Margaretha Saulinas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar